Mythomania Syndrome Adalah

Mythomania Syndrome Adalah

Faktor Risiko Stockholm Syndrome

Beberapa faktor yang dapat menempatkan kondisi seseorang mengalami Stockholm Syndrome adalah:

Diagnosis Stockholm Syndrome

Meskipun American Psychiatric Association (APA) tidak secara resmi mengakui stockholm syndrome sebagai gangguan mental yang spesifik, perilaku dan respons sindrom ini mirip sekali dengan trauma psikologis yang ekstrem.

Tidak ada kriteria diagnostik khusus untuk kondisi ini. Sebab, penelitian tentang stockholm syndrome masih terbatas.

Namun, para profesional kesehatan mental mengenali bahwa perilaku yang muncul dalam situasi traumatis, seperti yang ada dalam stockholm syndrome, mirip dengan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau gangguan stres akut.

Oleh karena itu, diagnosis untuk stockholm syndrome sering mengacu pada evaluasi gejala PTSD dan reaksi trauma lainnya.

Komplikasi Stockholm Syndrome

Perasaan simpati atau sayang yang dimiliki korban untuk pelaku dapat membuatnya enggan untuk keluar dari situasi yang sebenarnya membahayakannya. Kondisi ini dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:

Korban yang berhasil melepaskan diri dari pelaku juga mungkin akan mengalami komplikasi, seperti:

Perbedaan Berbohong dengan Gejala Mythomania

Meskipun semua orang tahu bahwa berbohong bukanlah hal yang baik, penelitian menunjukkan bahwa hampir setiap orang sesekali mengatakan “white lies” atau kebohongan kecil yang tidak berbahaya.

Artinya, sebagian besar orang mungkin berbohong 1-2 kali sehari tanpa maksud menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Namun, pada kondisi mythomania, kebohongan terjadi lebih sering dan lebih impulsif. Bagi pengidapnya, berbohong sudah menjadi bagian penting dalam hidup mereka.

Berbeda dengan berbohong secara umum, pengidap mythomania akan berbohong terus-menerus tanpa tujuan atau keuntungan tertentu.

Bahkan, mereka sering kali percaya pada kebohongan yang mereka ciptakan sendiri.

Gangguan kepribadian antisosial

Pada gangguan kepribadian antisosial, pengidap cenderung tidak mematuhi aturan sosial dan sering kali terlibat dalam perilaku kriminal atau kekerasan.

Nah, kondisi ini lah yang membuat pengidapnya punya kebiasaan berbohong.

Faktor yang Mendasari Timbulnya Stockholm Syndrome

Dalam suatu penyanderaan, para sandera umumnya akan merasa benci dan takut karena pelaku atau penculik kerap berlaku kasar, bahkan kejam. Namun, dalam kasus Stockholm syndrome, hal yang terjadi justru sebaliknya. Para korban justru merasa simpati terhadap pelaku.

Ada beberapa faktor yang mendasari munculnya Stockholm syndrome, di antaranya:

Para psikolog menduga jika Stockholm syndrome merupakan cara korban untuk mengatasi stres atau trauma yang berlebihan akibat penyanderaan.

Meski begitu, penelitian menyebutkan bahwa Stockholm syndrome tidak hanya berlaku pada situasi penyanderaan, tetapi juga bisa terjadi pada situasi tertentu, seperti pelecehan anak, pelecehan antar pelatih dan atlet, hubungan abusive, dan perdagangan seks.

Diagnosis Stockholm Syndrome

Meskipun American Psychiatric Association (APA) tidak secara resmi mengakui stockholm syndrome sebagai gangguan mental yang spesifik, perilaku dan respons sindrom ini mirip sekali dengan trauma psikologis yang ekstrem.

Tidak ada kriteria diagnostik khusus untuk kondisi ini. Sebab, penelitian tentang stockholm syndrome masih terbatas.

Namun, para profesional kesehatan mental mengenali bahwa perilaku yang muncul dalam situasi traumatis, seperti yang ada dalam stockholm syndrome, mirip dengan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau gangguan stres akut.

Oleh karena itu, diagnosis untuk stockholm syndrome sering mengacu pada evaluasi gejala PTSD dan reaksi trauma lainnya.

Toxic Relationship

Orang yang mengalami hubungan toksik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan pelakunya.

Pelecehan seksual, fisik, dan emosional, serta inses, dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Selama waktu ini, seseorang dapat mengembangkan perasaan positif atau simpati untuk orang yang menyalahgunakannya.

Pelaku sering mengancam korbannya dengan menyakiti, bahkan akan menghabisi nyawanya. Korban mungkin mencoba untuk tidak membuat marah pelaku dengan menjadi patuh.

Pelaku juga dapat menunjukkan kebaikan yang dapat dianggap sebagai perasaan yang tulus.

Hal ini selanjutnya dapat membingungkan anak (korban) dan menyebabkan mereka tidak memahami sifat negatif positif dari hubungan tersebut.

Orang-orang yang diperdagangkan seringkali bergantung pada pelakunya untuk kebutuhan, seperti makanan dan air. Ketika pelaku memberikan itu, korban mungkin mulai mengembangkan perasaan positif terhadap pelakunya.

Mereka mungkin juga menolak bekerja sama dengan polisi karena takut akan pembalasan atau berpikir bahwa mereka harus melindungi pelaku kekerasan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Pencegahan Stockholm Syndrome

Stockholm syndrome merupakan respons untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, kondisi ini sulit untuk dihindari, kecuali dengan menjauhi situasi yang dapat memicu munculnya Stockholm syndrome. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

Berita baiknya, mythomania bisa disembuhkan. Namun, cara menyembuhkan mythomania bukanlah menggunakan obat-obatan, melainkan psikoterapi atau terapi oleh psikolog/psikiater untuk membantu seseorang memahami dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Saat menjalani proses terapi, umumnya dibutuhkan waktu hampir satu tahun agar penderita benar-benar sembuh dari penyakit suka berbohong ini.

Penderita biasanya tidak menyadari kondisinya dan bisa saja membohongi psikiater atau psikolog. Di sinilah peran orang-orang terdekat diperlukan untuk menangani riwayat kesehatannya.

Mengejutkan, bukan? Jadi, suka berbohong tak selalu merupakan hal yang wajar. Bila Anda merasa memiliki kebiasaan ini dan tidak bisa dikendalikan, mungkin mythomania adalah penyebabnya. Jangan tunda untuk segera bawa diri ke psikolog atau psikiater terdekat.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter kami mengenai kebiasaan sering berbohong yang bisa saja menjadi tanda gangguan ini. Unduh aplikasi KlikDokter untuk bertanya langsung kepada dokter. Semoga bermanfaat!

Mythomania atau kebohongan patologis merupakan masalah yang membuat seseorang melakukan kebohongan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi ini berbeda dengan berbohong biasa yang memiliki tujuan khusus.

Pengidap mythomania biasanya berbohong tanpa disertai tujuan khusus untuk menutupi kesalahan, memutar balikkan fakta atau penyebab lainnya.

Salah satu jenis gangguan mental ini terjadi akibat ketidakseimbangan kadar hormon kortisol dalam otak.

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab dari kebohongan patologis.

Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa mythomania adalah gejala dari gangguan mental lain atau merupakan kondisi sesungguhnya.

Psikosis dan skizofrenia

Dalam kondisi psikosis dan skizofrenia, kenyataan dan khayalan sering tercampur dan sulit dibedakan.

Pengidap gangguan ini bisa dengan mudah percaya pada kebohongan yang mereka katakan, dan menunjukkan perilaku mirip mythomania.

Gangguan sangat sulit didiagnosis karena banyak penyebab yang menjadi pemicu gejalanya.

Adapun prosedurnya, meliputi: